Model Pengolahan
Informasi
Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan,
dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif
peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan
berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara
mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne
(1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting
dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.
Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah
sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif)
dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar
keduanya akan menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari
pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang
terdiri dari: (1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, (3) strategi
kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
Robert M. Gagne mengemukakan ada delapan fase proses pembelajaran.
Kedelapan fase itu sebagai berikut;
a.
Motivasi yaitu fase awal
memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan
dalam mencapai tujuan tententu (motivasi intrinsik dan ekstrinsik).
b.
Pemahaman yaitu individu menerima dan memahami
Informasi yang diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman didapat melalui
perhatian.
c.
Pemerolehan yaitu individu
memberikan makna/mempersepsi segala Informasi yang sampai pada dirinya sehingga
terjadi proses penyimpanan dalam memori peserta didik.
d.
Penahanan yaitu menahan
informasi/hasil belajar agar dapat digunakan untuk jangka panjang. Hal ini
merupakan proses mengingat jangka panjang.
e.
Ingatan kembali yaitu
mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, bila ada rangsangan
f.
Generalisasi yaitu menggunakan
hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.
g.
Perlakuan yaitu perwujudan
perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran
h.
Umpan balik yaitu individu
memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya.
Kemudian perlu diketahui bahwa dalam pembelajaran pemrosesan
informasi itu terdapat sembilan langkah
yang harus diperhatikan oleh guru di dalam kelas, yaitu:
a.
Melakukan tindakan untuk menarik perhatian
peserta didik
b.
Memberikan informasi mengenai
tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas
c.
Merangsang peserta didik untuk
memulai aktivitas pembelajaran
d.
Menyampaikan isi pembelajaran
sesuai dengan topik yang telah dirancang
e.
Memberikan bimbingan bagi
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
f.
Memberikan penguatan pada
perilaku pembelajaran
g.
Memberikan feedback terhadap
perilaku yang ditunjukkan peserta didik
h.
Melaksanakan penilaian proses
dan hasil
i.
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya
Adapun implikasi teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran
diantaranya seperti di bawah ini:
a.
Bahasa dan cara berfikir anak
berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru hendaknya menggunakan bahasa
yang sesuai dengan cara berfikir anak. Anak akan dapat belajar dengan baik
apabila ia mampu menghadapi lingkungan dengan baik.
b.
Guru harus dapat membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan belajar sebaik mungkin (fasilitator, ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani).
c.
Bahan yang harus dipelajari
hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing dan berilah peluang kepada anak
untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d.
Di kelas, berikan kesempatan
pada anak untuk dapat bersosialisi dan berdiskusi sebanyak mungkin.
trimah kasih atas informasinya
BalasHapusBagaimana pengamlikasian pengolahan informasi mata mapel pai
BalasHapus