a. Desain Pesan Pembelajaran PAIKEM
Kata desain menunjukkan adanya suatu
proses dan suatu hasil. Sebagai suatu proses, desain pesan sengaja dilakukan
mulai dari analisis masalah pembelajaran hingga pemecahan masalah yang
disumuskan dalam bentuk produk. Produk yang dihasilkan dapat dalam bentuk
prototipe, naskah atau stori board, dan sebagainya.
Mengenai desain pesan, desain pesan
meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi.
Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya serap yang
mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau informasi, agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (dalam
Seel&Richie,1994) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang
memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. Desain pesan berurusan
dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan visual,
urutan, halaman dan layar secara terpisah.
Karakteristik lain dari desain pesan adalah
bahwa desain pesan harus bersifat spesifik baik terhadap medianya maupun tugas
belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan
berbeda tergantung apakah medianya bersifat statis, dinamis atau
kombinasi dari keduanya, misalnya suatu potret, film, atau grafik komputer.
Juga apakah tugas belajarnya berupa pembentukan konsep atau sikap, pengembangan
ketrampilan atau strategi belajar, ataukah menghafalkan informasi verbal.
b. Prinsip-prinsip
Desain Pembelajaran
Berdasarkan pada pembahasan tentang
teori-teori belajar kognitif dan teori pemrosesan informasi serta teori
komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman
dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima prinsip utama desain pesan
pembelajaran yaitu:
1)
Prinsip kesiapan
dan motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jika
dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belajar memilki kesiapan seperti
kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar
akan lebih baik..
Kesiapan mental diartikan sebagai
kesipan kemampuan awal, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki siswa belajar
yang dapat dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu,
dalam menyusun desain pesan, guru harus lebih dahulu mengetahui kesiapan siswa
melalui tes penjajagan atau tes prasayarat belajar yang diberikan pada siswa.
Jika diketahui pengetahuan awal siswa belum mencukupi, maka dapat diadakan
pembekalan/matrikulasi.
Sedangkan kesiapan fisik, berarti
bahwa siswa dalam melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau
halangan, sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar. Misalnya untuk belajar musik siswa tidak boleh terganggu
pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan dorongan yang menyebabkan
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dorongan itu bisa
berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi siswa untuk belajar,
semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh karena itu, dalam
kegiatan pembelajaran hendaknya guru berupaya mendorong motivasi siswa dengan
menunjukkan pentingnya mempelajari pesan pembelajaran yang sedang dipelajari.
2)
Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika
dalam proses belajar perhatian siswa/si belajar terpusat pada pesan yang
dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin baik. Perhatian memegang
peranan penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik perhatian siswa, proses
dan hasil belajar akan semakin baik pula.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk
mengarahkan perhatian siswa antara lain:
(a) Mengaitkan
pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
(b) Menggunakan
alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media-media pembelajaran
visual lainnya.
(c) Menghubungkan pesan
pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik-topik yang sudah dipelajari.
(d)
Menggunakan musik penyeling
(e) Mencipatakan suasana riang
(f) Teknik penyajian yang bervariasi
(g)
Mengurangi bahan/matteri yang tidak relevan
3)
Prinsip
partisipasi aktif siswa
Meliputi aktifitas, kegiatan, atau
proses mental, emosional maupun fisik. Contoh aktifitas mental misalnya
mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang
termasuk aktifitas emosional misalnya semangat, sikap, positif terhadap
belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh aktifitas fisik misalnya
melakukan gerak badan seperti kaki, tangan untuk melakukan ketrampilan
tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan
siswa adalah:
(a)
Memberikan
pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung
(b)
Mengerjakkan latihan pada
setiap akhir suatu bahasan
(c)
Membuat percobaan dan
memikirkan atas hipotesis yang diajukan
(d)
Membentuk kelompok belajar
(e)
Menerapkan pembelajaran
kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif
4)
Prinsip Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang
diberikan kepada siswa mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya.
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik diantaranya
dengan memberikan soal atau pertanyaan kepada siswa, kemudian memberitahunya
dengan benar. Memberikan tugas, kemudian memberitahukan tugas apakah tugas yang
dikerjakan sudah benar. Kembalikan pekerjaan siswa yang telah dikoreksi,
dinilai, atau diberi komentar/catatan oleh guru.
5)
Prinsip
Perulangan
Mengulang-ulang penyajian informasi
atau pesan pembelajaran. Proses penguasaan materi pembelajaran atau ketrampilan
tertentu memerlukan perulangan.. tidak adanya perulangan akan
mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam
ingatan, dan informasi tersebut mudah dilupakan.
Upaya mengulang informasi dapat dilakukan dengan
cara yang sama dan dengan media yang sama. Misalnya media kaset diputar
berulang-ulang, membaca buku dua atau tiga kali. Perulangan dapat juga dengan
cara dan media yang berbeda pula. Misalnya setelah mendengar metode ceramah,
siswa diminta untuk membaca buku dengan topik yang sama. Penggunaan epitome,
advance organizer, rangkuman, atau kesimpulan.
bolehkah kita untuk bisa saling memberi
BalasHapus