Rabu, 01 Mei 2013

Teknik Jigsaw



Teknik Jigsow ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan atau berbicara,  bisa juga digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. teknik ini cocok untuk semua kelas dan tingkatan.
Dalam teknik Jigsaw, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen.
Pemikiran dasar dari teknik Jigsaw ini adalah memberikan kesempatan siswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang berkesinambungan. Johnson (1991) menyatakan bahwa teknik Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kelompok yang dapat  digambarkan sebagai berikut :
1)        Setiap anggota kelompok mempelajari/mengerjakan salah satu bagian informasi yang berbeda dari bagian anggota kelompok lainnya.
2)      Setiap anggota kelompok bergantung kepada kelompok yang lain untuk dapat mempelajari/memahami informasi secara utuh.
3)      Setiap anggota kelompok berbagi informasi dengan anggota kelompok lain dalam rangka menangkap keutuhan informasi.
4)      Setiap anggota kelompok menjadi pemilik “ahli” informasi, sehingga kelompok akan bertanggungjawab dan menghargai masing-masing anggotanya (1998).
Langkah-langkah metode Jigsaw dalam pembelajaran kooperatif:
1)      Tahap kooperatif, Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (beranggotakan 3-5 orang). Kelompok kecil ini dibentuk berdasarkan ranking kelas atau hasil ulangan harian. Setiap kelompok beranggotakan siswa yang kemampuan akademiknya beragam. Kelompok yang terbentuk ini disebut kelompok “asal”. Guru memberikan informasi (berupa bacaan ataupun tugas/soal) yang berbeda kepada tiap anggota kelompok “asal”. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu tugas/soal yang diberikan itu.
2)      Tahap ahli, setelah mendapat sebagian informasi beserta tugas tertentu siswa harus membahas dan memecahkan dengan anggota kelompok lain yang memperoleh tugas yang sama. Mereka berkumpul, belajar bersama dan berdiskusi tentang tugas tersebut. Kelompok ini disebut dengan kelompok “pakar” atau kelompok “ahli”.
3)      Tahap tiga serangkai Anggota kelompok “pakar/ahli” ini kembali ke kelompok “asal” dan mengajarkan informasi (tugas/soal) yang telah dipelajari dan telah didiskusikan didalam kelompok “ahli” kepada teman kelompoknya sendiri. Gambar berikut menunjukkan hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli pada metode Jigsaw (Arends, 2001).
Kelompok Asal
Kelompok Ahli

Gambar 1: Ilustrasi Kelompok Jigsaw

0 komentar:

Posting Komentar