Teknik
Jigsow ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan atau
berbicara, bisa juga digunakan dalam
beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, matematika, agama, dan bahasa. teknik ini cocok untuk semua kelas dan
tingkatan.
Dalam
teknik Jigsaw, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa
dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong
royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi. Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi
berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen.
Pemikiran
dasar dari teknik Jigsaw ini adalah memberikan kesempatan siswa untuk berbagi
dengan yang lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa merupakan bagian
penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang berkesinambungan. Johnson
(1991) menyatakan bahwa teknik Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran
kelompok yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
1)
Setiap anggota kelompok mempelajari/mengerjakan salah satu bagian
informasi yang berbeda dari bagian anggota kelompok lainnya.
2)
Setiap anggota kelompok bergantung kepada kelompok yang lain untuk
dapat mempelajari/memahami informasi secara utuh.
3)
Setiap anggota kelompok berbagi informasi dengan anggota kelompok lain
dalam rangka menangkap keutuhan informasi.
4)
Setiap anggota kelompok menjadi pemilik “ahli” informasi, sehingga
kelompok akan bertanggungjawab dan menghargai masing-masing anggotanya (1998).
Langkah-langkah metode
Jigsaw dalam pembelajaran kooperatif:
1)
Tahap kooperatif, Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok
kecil (beranggotakan 3-5 orang). Kelompok kecil ini dibentuk berdasarkan
ranking kelas atau hasil ulangan harian. Setiap kelompok beranggotakan siswa
yang kemampuan akademiknya beragam. Kelompok yang terbentuk ini disebut
kelompok “asal”. Guru memberikan informasi (berupa bacaan ataupun tugas/soal)
yang berbeda kepada tiap anggota kelompok “asal”. Setiap anggota bertanggung
jawab untuk mempelajari bagian tertentu tugas/soal yang diberikan itu.
2)
Tahap ahli, setelah mendapat sebagian informasi beserta tugas tertentu
siswa harus membahas dan memecahkan dengan anggota kelompok lain yang
memperoleh tugas yang sama. Mereka berkumpul, belajar bersama dan berdiskusi
tentang tugas tersebut. Kelompok ini disebut dengan kelompok “pakar” atau
kelompok “ahli”.
3)
Tahap tiga serangkai Anggota kelompok “pakar/ahli” ini kembali ke
kelompok “asal” dan mengajarkan informasi (tugas/soal) yang telah dipelajari
dan telah didiskusikan didalam kelompok “ahli” kepada teman kelompoknya
sendiri. Gambar berikut menunjukkan hubungan antara kelompok asal dan kelompok
ahli pada metode Jigsaw (Arends, 2001).
Kelompok
Asal
Kelompok
Ahli
Gambar 1:
Ilustrasi Kelompok Jigsaw
0 komentar:
Posting Komentar